Adab Tidur Ala Rasulullah Saw.
Sebagai umat Rasulullah Saw tentu saja sebisa mungkin kita ingin meneladani perilaku dan tindak-tanduk beliau dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk juga mengenai Adab Tidur Ala Rasulullah Saw, atau tata cara beliau ketika hendak tidur. Seperti apa ritual atau aktivitas beliau ketika hendak tidur, apakah sama seperti orang pada umumnya, ataukah beliau memiliki cara tersendiri yang berbeda dengan orang lain?
Adab Tidur Ala Rasulullah Saw. Memiringkan badannya ke sisi sebelah kanan
Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi, atau lebih dikenal sebagai Imam Nawawi Ad-Dimasqi, dalam maha karyanya “Riyadhus Shalihin” (Taman Orang-orang Shaleh) mengungkapkan bahwa Rasulullah Saw jika hendak tidur maka beliau memiringkan badannya ke sisi sebelah kanan lalu beliau berdoa.
Hal ini sebagaimana terdapat dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut :
dari al-Bara’ bin ‘Azib r.a., ia berkata, “Rasulullah Saw itu apabila menempatkan diri pada tempat tidurnya, maka beliau tidur di atas belahan tubuhnya yang sebelah kanan, lalu mengucapkan – yang artinya: ‘Ya Allah, saya menyerahkan jiwaku padaMu, saya hadapkan wajahku padaMu, saya haturkan urusanku padaMu, saya tempatkan punggungku padaMu. Demikian itu adalah karena kecintaan serta ketakutanku padaMu. Tiada tempat berdiam dan tiada pula tempat menyelamatkan diri daripadaMu, melainkan kepadaMu. Saya beriman kepada kitab yang Engkau turunkan serta kepada Nabi yang Engkau utus’.”
Hadits lengkapnya
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ حَدَّثَنَا الْعَلَاءُ بْنُ الْمُسَيَّبِ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ نَامَ عَلَى شِقِّهِ الْأَيْمَنِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَهُنَّ ثُمَّ مَاتَ تَحْتَ لَيْلَتِهِ مَاتَ عَلَى الْفِطْرَةِ { اسْتَرْهَبُوهُمْ } مِنْ الرَّهْبَةِ مَلَكُوتٌ مُلْكٌ مَثَلُ رَهَبُوتٌ خَيْرٌ مِنْ رَحَمُوتٍ تَقُولُ تَرْهَبُ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَرْحَمَ
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid bin Ziyad telah menceritakan kepada kami Al ‘Ala` bin Musayyib dia berkata; telah menceritakan kepadaku Ayahku dari Al Barra` bin Azib dia berkata; “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hendak tidur, maka beliau berbaring ke sebelah kanan, kemudian beliau mengucapkan: ‘ALLAHUMMA ASLAMTU NAFSI ILAIKA WAFAWADLTU AMRII ILAIKA WA ALJA`TU ZHAHRI ILAIKA RAHBATAN WA RAGHBATAN ILAIKA LAA MALJA`A WALAA MANJAA MINKA ILLA ILAIKA AMANTU BIKITAABIKA ALLADZII ANZALTA WA BINABIYYIKA ALLADZII ARSALTA (Ya AIlah ya Tuhanku, aku berserah diri kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dalam keadaan harap dan cemas, karena tidak ada tempat berlindung dan tempat yang aman dari adzab-Mu kecuali dengan berlindung kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan aku beriman kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus).’ Apabila kamu meninggal pada malam itu, maka kamu meninggal dalam keadaan fitrah (suci).
-firman Allah “Istarhabuuhum” QS; Al A’raf; 116, diambil dari kata “rahbah (cemas) ” seperti “malakuut” dari kata “mulk (kerajaan) ” contoh “rahabuut (harap-harap cemas) ” itu lebih baik dari “rahamuut (terlalu mengasihi) ” kamu berkata; “Tarhabu” itu lebih baik dari “tarhamu.”
Adab Tidur Ala Rasulullah Saw. Membiasakan Berwudhu sebelum tidur
Imam Nawawi juga menjelaskan bahwa sebelum tidur Rasulullah selalu membiasakan diri untuk berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhu ketika hendak menunaikan shalat. Jadi beliau tidak langsung tidur atau merebahkan badan begitu saja di atas tempat tidur, tetapi beliau melakukan ritual berwudhu (bersuci) berlebih dahulu, agar para malaikat senantiasi melindungi dan menjaga beliau sepanjang tidurnya.
Tentang hal ini diperkuat sebuah hadits yang juga berasal dari Al-Bara’ bin ‘Azib, dimana Rasulullah Saw pernah bersabda kepadanya,
“Jikalau engkau mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah dulu sebagaimana wudhumu untuk bersembahyang (shalat). Kemudian berbaringlah pada belahan tubuhmu sebelah kanan dan ucapkan: ‘Ya Allah, saya menyerahkan jiwaku padaMu, saya hadapkan wajahku padaMu, saya haturkan urusanku padaMu, saya tempatkan punggungku padaMu. Demikian itu adalah karena kecintaan serta ketakutanku padaMu. Tiada tempat berdiam dan tiada pula tempat menyelamatkan diri daripadaMu, melainkan kepadaMu. Saya beriman kepada kitab yang Engkau turunkan serta kepada Nabi yang Engkau utus’. Selanjutnya Beliau Saw menambahkan, ‘Jadikanlah ucapan di atas itu sebagai kalimat-kalimat yang terakhir sekali engkau ucapkansebelum tidur itu’.” (Muttafaq ‘alaih)
BACA JUGA : KITAB : HAID ; BAB : ORANG JANABAT BOLEH TIDUR SEBELUM MANDI DAN SUNAH BERWUDHU
Hadits Lengkapnya
Teks Arab
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ ثُمَّ قُلْ اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ فَإِنْ مُتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ فَأَنْتَ عَلَى الْفِطْرَةِ وَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَتَكَلَّمُ بِهِ قَالَ فَرَدَّدْتُهَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا بَلَغْتُ اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ قُلْتُ وَرَسُولِكَ قَالَ لَا وَنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
Artinya
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Mu’tamir dia berkata; saya mendengar Manshur dari Sa’d bin Ubaidah dia berkata; telah menceritakan kepadaku Al Barra` bin ‘Azib radliallahu ‘anhuma dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadaku:
“Apabila kamu hendak tidur, maka berwudlulah sebagaimana kamu berwudlu untuk shalat. Setelah itu berbaringlah dengan miring ke kanan, dan ucapkanlah: ‘ALLAHUMMA ASLAMTU NAFSI ILAIKA WAFAWADLTU AMRII ILAIKA WA ALJA`TU ZHAHRI ILAIKA RAHBATAN WA RAGHBATAN ILAIKA LAA MALJA`A WALAA MANJAA MINKA ILLA ILAIKA AMANTU BIKITAABIKA ALLADZII ANZALTA WA BINABIYYIKA ALLADZII ARSALTA
(Ya AIlah ya Tuhanku, aku berserah diri kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dalam keadaan harap dan cemas, karena tidak ada tempat berlindung dan tempat yang aman dari adzab-Mu kecuali dengan berlindung kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan aku beriman kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus).
‘ Apabila kamu meninggal (pada malam itu) maka kamu mati dalam keadaan fitrah (suci). Dan jadikan bacaan tersebut sebagai penutup ucapanmu (menjelang tidur).’ Maka aku berkata; ‘Apakah saya menyebutkan; ‘Saya beriman kepada Rasul-Mu yang telah Engkau utus? ‘ Beliau menjawab: ‘Tidak, namun saya beriman kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus.’
Tentang kebiasaan Rasulullah merebahkan/memiringkan badannya ke sebelah kanan saat beliau tidur, menurut Imam Nawawi, juga dipertegas oleh sebuah hadits yang berasal dari ummul mu’minin Aisyah r.a., dimana ia berkata,
“Nabi Saw itu bersembahyang/shalat dari sebagian waktu malam sebanyak sebelas rakaat. Kemudian apabila fajar telah menyingsing, Beliau Saw shalat dua rakaat yang ringan sekali, kemudian beliau berbaring atas belahan tubuhnya yang sebelah kanan, hingga juru azan (mu’azin) datang lalu ia memberitahukan pada beliau tentang sudah berkumpulnya para orang-orang (jamaah) yang hendak bersembahyang subuh dengan berjamaah.” (Muttafaq ‘alaih)
Adab Tidur Ala Rasulullah Saw. Meletakkan tangan di bawah pipi sebelum berdoa
Imam Nawawi melanjutkan, selain doa yang tersebut di atas, Rasulullah juga terkadang membaca doa lainnya sebelum beliau tidur, seraya meletakkan tangannya di bawah pipinya.
Hal ini termaktub di dalam sebuah hadits yang berasal dari Hudzaifah r.a.,
ia berkata, “Nabi Saw itu apabila mengambil tempat tidurnya di waktu malam, beliau meletakkan tangannya di bawah pipinya lalu mengucapkan – yang artinya: ‘Ya Allah, dengan namaMulah saya mati dan hidup,’ dan apabila beliau bangun, lalu mengucapkan – yang artinya: ‘Segenap puji bagi Allah yang memberikan kehidupan kepada kita sesudah mematikan kita dan kepadaNya tempat kembali.’” (HR. Bukhari)
BACA JUGA : KITAB : HAID ; BAB : ORANG JANABAT BOLEH TIDUR SEBELUM MANDI DAN SUNAH BERWUDHU
Melarang posisi tidur di atas perut
Adapun posisi tidur dengan meletakkan kepalanya di atas perutnya, Rasulullah sangat melarangnya, karena tidur yang demikian sangat dibenci oleh Allah. Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadits dari Ya’isy bin Tikhfah al-Ghifari r.a., dimana ia berkata,
“Ayahku berkata, ‘Pada suatu ketika saya berbaring dalam masjid di atas perutku, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menggerak-gerakkan saya dengan kakinya, lalu berkata: Sesungguhnya cara tidur yang sedemikian ini adalah cara berbaring yang dibenci oleh Allah.’ Ayahku berkata lagi, ‘Kemudian saya melihat orang itu, tiba-tiba ia adalah Rasulullah Saw.’” (HR. Imam Abu Dawud dengan isnad shahih).
Berdzikir di atas tempat tidur
Ala kulli hal, Rasulullah sangat menganjurkan kepada kaum Muslim (umatnya) untuk senantiasa berdzikir kepada Allah dalam keadaan apapun, termasuk ketika di atas tempat tidur (pembaringan) atau saat hendak tidur. Adab Tidur Ala Rasulullah Saw.
Hal ini seperti disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah r.a. , dimana Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang duduk di suatu tempat duduk dan ia tidak berzikir kepada Allah Ta’ala dalam duduknya itu, maka atas orang itu ada kekurangan dari Allah. Dan barangsiapa yang berbaring di suatu tempat pembaringan dan ia tidak berzikir kepada Allah Ta’ala dalam berbaringnya itu, maka atas orang itu ada kekurangan dari Allah.” (HR. Imam Abu Dawud dengan isnad hasan).
BACA JUGA: KITAB : HAID ; BAB: TIDUR BERSAMA ISTRI YANG SEDANG HAID DALAM SATU SELIMUT
Referensi :
- Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi, atau lebih dikenal sebagai Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin, terjemahan (versi Indonesia).
Editor : Dezete