Nabi Muhammad Tokoh no. 1 Sejagad

Kenapa Nabi Muhammad Tokoh No.1 Sejagad?





Nabi Muhammad Tokoh No.1 Sejagad. Pada tahun 1978 silam terbit sebuah buku di Amerika Serikat berjudul “The 100: A Ranking of The Most Influential Persons in History”  (100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia) yang ditulis oleh Michael H Hart, seorang astrofisikawan Yahudi-Amerika, dan separatis kulit putih. Buku ini sempat menggegerkan atau menghebohkan dunia saat itu karena menempatkan Nabi Muhammad Saw pada nomor wahid (No.1) sebagai tokoh yang paling berpengaruh pada sejarah umat manusia di dunia. Ya, Nabi Muhammad Tokoh No.1 Sejagad. Buku tersebut telah terjual lebih dari 500.000 eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam 15 bahasa.

Sosok Nabi Muhammad mengungguli tokoh-tokoh dunia lainnya, seperti Nabi Isa atau Yesus yang berada di urutan ketiga; juga Nabi Musa yang berada di ranking ke-15. Tokoh dunia lainnya, seperti Isac Newton menempati posisi runner-up; Budha di urutan ke-4; Konfusius di urutan ke-5; Aristoteles urutan ke-13; dan Plato urutan ke-40. Sementara Albert Einstein di urutan ke-10; lalu Galileo Galilei di urutan ke-12 dan Charles Darwin di urutan ke-16. Sedangkan tokoh Muslim lain yaitu Khalifah Umar bin Khattab berada di urutan ke-52, adapun Genegis Khan di posisi ke-29.

Hart yang lahir 27 April 1932 itu menempatkan Nabi Muhammad Saw di peringkat pertama, dikarenakan, menurutnya, (Nabi) Muhammad Saw adalah orang Arab biasa tapi memiliki pengaruh dengan efek yang masih bertahan hingga sekarang. Berbeda dengan Genghis Khan, yang walaupun pengaruhnya lebih luas dibandingkan dengan yang dilakukan pengikut (Nabi) Muhammad Saw akan tetapi pengaruhnya tidak berlangsung lama.



Ia juga memberikan kredit kepada Nabi Muhammad Saw sebagai Penyebar Pesan Tuhan (Al-Qur’an) yang berperan langsung dalam pengembangan Islam. Tidak seperti Yesus (Nabi Isa) yang walaupun Kristen memiliki penganut lebih banyak, namun ia tidak memiliki peran langsung yang signifikan dalam pengembangan teologi Kristen. Yang peran tersebut, menurut Hart, lebih dipegang oleh Paulus dari Tarsus.

 

Pilihan pada (Nabi) Muhammad Saw Mungkin Mengejutkan

Hart mengawali tulisannya dengan menyatakan, bahwa pilihannya pada sosok (Nabi) Muhammad Saw sebagai tokoh teratas dalam daftar paling berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sejumlah pembaca dan dipertanyakan oleh yang lain. “Namun, dialah satu-satunya orang dalam sejarah yang sangat berhasil, baik dalam keagamaan maupun sekuler (non-agama),” ungkapnya. Karena itu Hart menjadikan Nabi Muhammad Tokoh No.1 Sejagad.

Nabi Muhammad Tokoh No.1 sejagad

Dari asal usulnya yang bersahaja, tulis Hart, (Nabi) Muhammad Saw mendirikan dan mengembangkan salah satu agama besar di dunia,yaitu Islam, serta menjadi pemimpin politik yang amat efektif. Saat ini tiga belas abad pasca wafatnya pengaruhnya masih kuat dan merasuk.

(Nabi) Muhammad Lahir dan Besar tidak di Pusat Peradaban

Menurut Hart, mayoritas nama-nama tokoh yang lain dilahirkan dan dibesarkan di pusat-pusat peradaban, atau negeri-negeri  yang sangat berbudaya atau penting dari sisi politik. Sebaliknya (Nabi) Muhammad Saw dilahirkan pada tahun 570 Masehi  di kota Mekkah, yang pada masa itu merupakan sebuah wilayah terbelakang di dunia, jauh dari pusat-pusat perdagangan, seni dan ilmu pengetahuan.

Beliau yatim piatu sejak berusia 6 tahun, lalu beliau dibesarkan dalam lingkungan yang bersahaja. Tradisi Islam berkisah bahwa beliau tidak dapat membaca dan menulis (ummi). Posisi ekonominya membaik ketika beliau berusia 25 tahun, ketika beliau menikahi seorang janda kaya (Siti Khadijah). Meski begitu, kala beliau mendekati usia 40 tahun, hanya ada sedikit indikasi yang dapat menunjukkan kebesaran beliau, tulis Hart.



Kebanyakan orang Arab pada masa itu menyembah berhala dan percaya pada banyak dewa. Tapi ada sejumlah kecil orang Yahudi dan Nashrani di Mekkah, diduga dari merekalah (Nabi) Muhammad  belajar tentang Tuhan (Allah) yang Esa dan mahakuasa yang menguasai seluruh alam raya. Ketika berusia 40 tahun (Nabi) Muhammad Saw yakin  bahwa Tuhan (Allah) yang Mahabenar berbicara kepadanya (melalui malaikat Jibril) dan memilih beliau untuk menyebarkan agama yang benar.

Beliau Saw Hijrah ke Madinah

Selama tiga tahun, (Nabi) Muhammad Saw hanya berdakwah kepada teman-teman dan rekan dekat beliau. Lalu, sekitar tahun  613 M, beliau mulai berdakwah di depan publik. Seiring dengan bertambahnya pengikut-pengikut baru, pihak penguasa Mekkah mulai menganggapnya sebagai gangguan dan ancaman berbahaya. Pada 622 M, karena khawatir dengan keselamatannya, beliau mengungsi ke Madinah (sebuah kota yang berjarak sekitar 200 mil atau 400 km di utara Mekkah), dimana dia ditawari posisi yang memberinya kekuasaan politik yang cukup besar.

Peristiwa ini disebut Hijrah, adalah titik balik kehidupan sang Rasul. Di Mekkah, beliau hanya memperoleh sedikit pengikut. Di Madinah, beliau memperoleh lebih banyak pengikut, dan langsung mendapat pengaruh yang serta merta menjadikannya seorang penguasa absolut.

Selama beberapa tahun berikutnya, seiring jumlah pengikut yang meningkat pesat, serangkaian pertempuran terjadi antara Madinah dan Mekkah. Perang ini berakhir pada 630 M dengan kemenangan pihak (Nabi) Muhammad Saw yang kembali ke Mekkah sebagai penakluk. Di 2,5 tahun sisa hidupnya, beliau menyaksikan suku-suku Arab berbondong-bondong memeluk agama Islam. Ketika (Nabi) Muhammad Saw wafat pada tahun 632 M, beliau merupakan penguasa di seluruh bagian selatan Arabia.

Orang Arab Mengalahkan Imperium Persia, Bizantium, Mesopotamia

Suku-suku badui Arab memiliki reputasi sebagai petarung yang tidak takut mati. Tapi jumlah mereka sedikit, serta dihantui oleh perpecahan dan perang antara saudara. Tapi setelah (Nabi) Muhammad Saw, tulis Hart, mempersatukan mereka untuk pertama kalinya dalam sejarah, dan terinspirasi oleh kepercayaan mutlak mereka terhadap keesaan Tuhan (Allah). “Maka, pasukan Arab kecil itu melakukan serangkaian penaklukan paling mengagumkan dalam sejarah manusia,” tandasnya.



Di laut timur laut Arabia, berdiri Imperium Neo-Persia yang diperintah oleh Dinasti Sasanid, di barat daya terletak Bizantium atau kekaisaran Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel (sekarang: Istanbul Turki). Dari sisi jumlah, orang-orang Arab bukanlah tandingan lawan-lawan mereka, ungkap Hart. Tapi, di medan perang, justru sangat berbeda.  Orang-orang Arab yang terinspirasi ini dengan cepat menaklukkan seluruh Mesopotamia, Suriah, dan Palestina. Sampai tahun 642 M, Mesir berhasil dirampas dari tangan Kekaisaran Bizantium, sementara tentara Persia dihancurkan dalam perang-perang menentukan di Qadisiya pada tahun 637 M dan Nehavend pada tahun 642 M.

Penaklukan di Masa Sahabat (Nabi) Muhammad

Akan tetapi penaklukan-penaklukan luar biasa ini –dilakukan dibawah pimpinan para sahabat atau pengganti (Nabi) Muhammad Saw, seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab—dalam catatan Michael Hart, tidaklah menandai akhir penaklukan bangsa Arab. Pada 711 M, tentara-tentara Arab menyapu bersih seluruh Afrika Utara sampai Samudera Atlantik. Di sana mereka berbalik ke utara menyeberang Selat Gibraltar dan menggilas Kerajaan Visigoth di Spanyol.



Untuk sesaat, tampaknya orang-orang Islam bakal menaklukkan seluruh kerajaraan Nashrani di Eropa. Tapi pada tahun 732 M, pada pertempuran Tours yang terkenal itu, satu pasukan Muslim yangbergerilya maju sampai pusat Perancis, akhirnya dikalahkan oleh pasukan Franks. Meski begitu, tulis Michael H. Hart, dalam kurun waktu seabad penuh peperangan orang-orang Badui (Arab) –yang diilhami oleh sabda Nabi Saw—telah mendirikan imperium yang membentang dari perbatasan India sampai Samudera Atlantik—imperium terbesar yang belum pernah disaksikan di dunia sampai masa itu. Di manapun tentara ini melakukan penaklukan, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya orang memeluk agama Islam.



Tidak semua hasil penaklukan dapat dipertahankan

Kini, kata Hart, tidak semua penaklukan ini terbukti dapat dipertahankan. Orang-orang Persia, walaupun tetap memeluk agama Sang Rasul, meraih kemerdekaan dari orang-orang Arab. Dan di Spanyol seteleh lebih dari tujuh abad peperangan, orang-orang Nashrani akhirnya kembali menguasai semenanjung Iberia. Tapi Mesopotamia dan Mesir—dua tempat kelahiran peradaban kuno—tetap dikuasai orang Arab (Muslim), juga seluruh pantai Afrika Utara.

Tentu saja agama baru ini terus berkembang di abad-abad sesudahnya, jauh melampuai tapal batas penaklukan tentara Muslim. Saat ini, agama ini (Islam) memiliki puluhan juta pengikut di Afrika dan Asia Tengah, dan lebih banyak lagi di Pakistan dan India Utara, serta juga Indonesia. Di Indonesia, agama baru ini (Islam) menjadi faktor pemersatu. Tapi di Subbenua India, tulis Hart, konflik antara Islam dan Hindu masih menjadi hambatan besar untuk bisa bersatu.




Kenapa Nabi Muhammad Saw ditempatkan di nomor Satu?

Inilah alasan Michael H. Hart menempatkan Nabi Muhammad Tokoh No.1 Sejagad, atau sebagai tokoh paling berpengaruh dalam sejarah dunia? Menurutnya, karena Islam memiliki pengaruh besar pada kehidupan para penganutnya. Karena jumlah orang Nashrani di dunia ini sekitar dua kali lipat lebih banyak daripada Muslim, awalnya mungkin tampak aneh bila (Nabi) Muhammad diberikan peringkat yang lebih tinggi daripada Yesus (Nabi Isa). Ada dua alasan utama, tulisnya, dibalik keputusan ini.




Peran Nabi Muhammad jauh lebih penting ketimbang Yesus (Nabi Isa)

Pertama, (Nabi) Muhammad memainkan peran yang jauh lebih penting dalam perkembangan Islam ketimbang Yesus (Nabi Isa) dalam perkembangan agama Nashrani. Meskipun Yesus yang bertanggungjawab terhadap prinsip-prinsip moral dan etika Nashrani (sejauh ini berbeda dari Yudaisme), namun Santo Paulus lah yang menjadi pengembang utama teologi Nashrani, penyebar utamanya, dan penulis sebagian besar Perjanjian Baru.

Tapi (Nabi) Muhammad Saw bertanggungjawab terhadap teologi Islam maupun prinsip moral dan etikanya. Selain itu, beliau juga memainkan peran kunci dalam penyebaran agama baru ini dan dalam pendirian praktek religius Islam. Lebih dari itu, dalam persepsi Michel Hart, (Nabi) Muhammad sebagai penulis (penyampai) kitab suci umat Muslim, Al-Qur’an, yang dipercayanya sebagai wahyu Tuhan. Kebanyakan sabda ini disalin dalam hati sepanjang masa hidup beliau dan dikumpulkan dalam bentuk tulisan tidak lama setelah beliau wafat. Karena itu, Al-Qur’an sangat dekat mewakili pemikiran dan ajaran (Nabi) Muhammad Saw serta –sampai tahap tertentu—setiap kata-katanya. Sebaliknya, tidak ada kompilasi yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Kristus yang masih tersisa saat ini.

Karena Al-Qur’an setidaknya sama pentingnya bagi Muslim seperti halnya Injil bagi orang Nashrani. Pengaruh (Nabi) Muhammad Saw melalui media Al-Qur’an pada Islam sangatlah besar. Sangat mungkin pengaruh relatif (Nabi) Muhammad pada Islam lebih besar daripada gabungan pengaruh Yesus Kristus dan Santo Paulus pada agama Nashrani. Dari sudut agama, tampaknya (Nabi) Muhammad Saw sama berpengaruhnya pada sejarah manusia seperti halnya Yesus.

BACA JUGA : BAB: AKAN TURUNNYA NABI ISA A.S. UNTUK MELAKSANAKAN SYARIAT NABI MUHAMMAD SAW.

 




Nabi Muhammad tidak hanya seorang pemimpin religius, tapi juga seorang pemimpin non-religius

Lebih dari itu, faktor kedua, (Nabi) Muhammad Saw (tidak seperti Yesus) tidak hanya seorang pemimpin religius. Tapi juga seorang pemimpin sekuler/non-religius (seperti pemimpin politik, perang, sosial, dll). Bahkan, sebagai kekuatan di balik penaklukan-penaklukan Arab, dia mungkin merupakan pemimpin politik paling berpengaruh sepanjang sejarah.

Dari begitu banyak peristiwa penting dalam sejarah, bisa saja orang berkata bahwa semua itu tidak terhindarkan dan tetap akan terjadi tanpa panduan pemimpin politik tertentu. Sebagai contoh koloni-koloni di Amerika Selatan mungkin akan tetap merebut kemerdekaan mereka dari Spanyol, bahkan jika Simon Bolivar tidak pernah dilahirkan. Tapi, tidak demikian halnya dengan penaklukan Arab. Hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelum (Nabi) Muhammad Saw. Dan tidak ada alasan untuk memercayai  bahwa pelaklukan-penaklukan itu akan terjadi tanpa kehadiran (Nabi) Muhammad. Satu-satunya penaklukan yang dapat disetarakan dengan ini dalam sejarah manusia adalah para orang Mongol di abad ke-13, yang terutama disebabkan oleh pengaruh Gengis Khan. Tapi penaklukan-penaklukan ini—walaupun lebih luas daripada yang dilakukan orang Arab—tak terbukti permanen. Satu-satunya wilayah yang diduduki orang Mongol saat ini adalah yang mereka duduki sebelum masa Gengis Khan.

Jauh berbeda dengan penaklukan-penaklukan orang Arab (Muslim). Dari Irak sampai Maroko, terbentanglah jalinan negara-negara Arab yang dipersatukan. Bukan hanya oleh keyakinan mereka terhadap Islam melainkan juga oleh bangsa, sejarah, dan budaya Arab.  Sentralitas Al-Qur’an dalam agama Islam dan fakta bahwa kitab ini ditulis dalam bahasa Arab mungkin mencegah bahasa Arab terpecah menjadi dialek-dialek yang tidak saling dimengerti. Yang mungkin saja terjadi dalam 13 abad berikutnya.

Perbedaan dan perpecahan antar negara Arab ini tentu terjadi. Namun, perpecahan parsial ini tak boleh membutakan mata kita dari unsur-unsur penting persatuan yang terus bertahan. Sebagai contoh, baik Iran maupun Indonesia, keduanya merupakan negeri penghasil minyak dan beragama Islam. Tidak ikut bergabung dalam embargo minyak pada musim dingin 1973-1974. Bukan kebetulan bahwa semua negara Arab—dan hanya negara-negara Arab—yang berpartisipasi dalam embargo ini. (Organisasi Negara Pengekspor Minyak [OPEC] yang didominasi Arab mengumumkan keputusannya untuk memotong ekspor minyak [embargo] ke Amerika Serikat dan negara lain yang memberikan bantuan militer kepada Israel dalam Perang Yom Kippur pada Oktober 1973).

Di sini kita dapat melihat bahwa penaklukan-penaklukan Arab (Muslim) di abad ke-7 terus memainkan peran penting dalam sejarah manusia. Bahkan sampai saat ini. Ini merupakan kombinasi tidak tertandingi dari pengaruh sekuler dan religius. Sehingga dalam pandangan Michael H.Hart, membuat (Nabi) Muhammad Saw layak dijadikan sebagai tokoh paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia.

Demikian sekilas paparan tentang kenapa Nabi Muhammad Tokoh No.1 Sejagad.  Nabi Muhammad Saw. Akhirnya dipilih sebagai figur teratas (No.1) yang paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia oleh Michael H. Hart, seorang penulis dari Amerika Serikat yang berdarah Yahudi. Semoga bisa membuka wawasan kita dan semakin menambah cinta kita pada sosok Rasulullah Saw, sang pencerah dunia.

BACA JUGA: BAB: WAJIB BERIMAN PADA NABI MUHAMMAD SAW. SEBAGAI UTUSAN ALLAH BAGI SELURUH MANUSIA, DAN SYARIATNYA ME-MANSUKH-KAN SYARIAT SYARIAT SEBELUMNYA

Referensi:

  • Michael H. Hart, The 100: A Ranking of The Most Influential Persons in History (100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia), Terbit pertama 1978, Penerbit (Edisi Revisi) Citadel Press, Kensington Publishing Corp (1992); Penerjemah Indonesia: Ken Ndaru, M Nurul Islam, Penerbit versi terjemahan Noura Books (PT Mizan Publika), Cetakan II September 2012; dan Wikipedia.com.

Image : kuliahalislam.com

Editor : Dezete



Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Scroll to Top