Puasa Ramadhan Bisa Menjadi Syafaat
Menurut ajaran agama Islam, puasa Ramadhan bisa menjadi syafaat. Karena puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah yang dianjurkan dan memiliki banyak manfaat spiritual dan kesehatan. Puasa Ramadhan juga diyakini dapat memberikan pahala besar bagi umat Muslim yang melaksanakannya dengan ikhlas dan benar.
Dalam Islam, syafaat adalah pengampunan atau perlindungan yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya yang berdosa di hari Kiamat. Ada banyak amalan yang dapat menjadi syafaat bagi seseorang di akhirat, termasuk puasa Ramadhan.
Namun, tidak bisa dipastikan bahwa puasa Ramadhan bisa menjadi syafaat secara otomatis bagi seseorang di akhirat. Semua tergantung pada niat dan pengamalan kita dalam melaksanakan puasa tersebut. Jika puasa Ramadhan dilakukan dengan ikhlas dan sesuai dengan ajaran Islam, maka ia dapat menjadi sebab untuk mendapatkan syafaat dari Allah SWT di akhirat.
Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim yang berpuasa Ramadhan untuk melakukan ibadah tersebut dengan sungguh-sungguh, dengan niat yang ikhlas, dan selalu mengikuti ajaran Islam. Dengan begitu, kita dapat berharap bahwa puasa Ramadhan akan menjadi syafaat bagi kita di akhirat.
Dalil tentang Puasa Ramadhan Bisa Menjadi Syafaat Bagi Pelakunya
Terdapat beberapa dalil dalam ajaran agama Islam yang menyatakan bahwa puasa Ramadhan bisa menjadi syafaat bagi pelakunya di akhirat, di antaranya adalah:
Pertama, Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan harapan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan siapa yang melakukan sholat malam dalam bulan Ramadhan dengan iman dan harapan pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari-Muslim)
Kedua, Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Puasa dan sholat adalah dua syafaat yang besar di sisi Allah. Puasa akan berkata, ‘Ya Allah, aku telah menahan makanan dan minuman serta syahwat untuknya, maka jadikanlah aku sebagai syafaat untuknya.’ Dan sholat akan berkata, ‘Ya Allah, aku telah menahan tidur di malam hari untuknya, maka jadikanlah aku sebagai syafaat untuknya.'” (HR. Ahmad)
Ketiga, Ayat dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”
Dari ketiga dalil di atas, dapat disimpulkan bahwa puasa Ramadhan memiliki manfaat spiritual yang besar bagi pelakunya, seperti diampuninya dosa-dosa yang telah lalu dan menjadi syafaat di akhirat. Namun, manfaat tersebut hanya akan diraih jika puasa dilakukan dengan ikhlas, dengan niat untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT.
BACA JUGA: Pertanyaan Penting Seputar Puasa Ramadhan
Keutamaan Syafaat di Akhirat
Syafaat di akhirat adalah suatu perlindungan atau pengampunan yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya yang berdosa, agar mereka dapat masuk ke surga atau mendapatkan kemuliaan di sisi-Nya. Keutamaan syafaat di akhirat sangatlah besar, karena syafaat dapat menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan oleh seseorang selama hidupnya.
Dalam ajaran Islam, syafaat di akhirat terdapat beberapa jenis, yaitu syafaat yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, syafaat dari para malaikat, syafaat dari para nabi dan syafaat dari orang-orang sholeh.
Keutamaan syafaat di akhirat juga dapat dilihat dari beberapa hadits yang diriwayatkan, di antaranya:
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari kiamat, para nabi akan berlomba-lomba untuk memberikan syafaat kepada umatnya. Aku berharap akan menjadi orang yang paling banyak memberikan syafaat di antara mereka.” (HR. Bukhari-Muslim)
Dan Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda, “Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah SWT pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya, yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah SWT, orang yang hatinya selalu terikat dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah SWT, orang yang diberi kesempatan untuk bersedekah dengan tangan kanannya tanpa diketahui oleh tangan kirinya, orang yang mengingat Allah SWT ketika sendirian hingga matanya berlinang air mata, dan orang yang menjaga dirinya dari godaan wanita cantik dan mulia, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah SWT’.” (HR. Bukhari).
Dari dua hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa syafaat di akhirat adalah suatu keutamaan yang sangat besar bagi umat manusia, dan diharapkan dapat membawa umat manusia menuju surga dan kebahagiaan di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, sangat penting untuk selalu beribadah dan berusaha menjalankan ajaran Islam dengan baik, sehingga dapat mendapatkan syafaat di akhirat nanti.
BACA JUGA: tadarus alqur’an
Selain Puasa dan Sholat, Apakah al-Qur’an Juga Bisa Menjadi Syafaat di Akhirat Kelak?
Ya, Al-Qur’an juga dapat menjadi syafaat di akhirat kelak bagi orang yang mempelajarinya, mengamalkannya, dan menjadikannya sebagai pedoman hidup. Hal ini disebutkan dalam beberapa hadits, di antaranya:
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah ra., Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya.” (HR. Muslim)
Selanjutnya, Hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr ra., Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya, maka Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat bagi pembacanya.” (HR. Muslim)
Juga Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah ra., Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pembela bagi pembacanya.” (HR. Muslim)
Dari hadits-hadits tersebut, dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an dapat menjadi syafaat di akhirat bagi orang yang membacanya, mengamalkannya, dan menjadikannya sebagai pedoman hidup. Dengan membaca dan mengamalkan Al-Qur’an, seseorang dapat memperoleh keutamaan, mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT, serta mendapatkan keberkahan dan syafaat di akhirat kelak.
Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, sangat penting untuk membaca, mempelajari, dan mengamalkan ajaran-ajaran Al-Qur’an, sehingga dapat menjadikannya sebagai pedoman hidup dan memperoleh keberkahan serta syafaat di akhirat kelak.
Puasa Ramadhan Bisa Menjadi Syafaat Bagi Pelakunya, Seperti Apa?
Puasa Ramadhan bisa menjadi syafaat bagi pelakunya adalah puasa yang dilakukan dengan ikhlas dan penuh kesadaran sebagai ibadah kepada Allah SWT. Selain itu, puasa yang benar-benar menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan mampu meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan juga dapat menjadi syafaat bagi pelakunya.
Puasa yang dilakukan dengan ikhlas dan penuh kesadaran sebagai ibadah kepada Allah SWT merupakan puasa yang benar-benar dijalankan untuk mencari keridhaan-Nya semata, tanpa mengharapkan pujian atau imbalan dari orang lain. Puasa yang dilakukan dengan tujuan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT akan menjadi syafaat di akhirat kelak.
Selain itu, puasa yang benar-benar menjauhkan diri dari perbuatan dosa juga dapat menjadi syafaat bagi pelakunya. Puasa seharusnya bukan hanya menahan lapar dan haus, namun juga menahan diri dari perbuatan yang diharamkan oleh Allah SWT. Jika seorang muslim mampu menjaga diri dari perbuatan dosa dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaannya selama berpuasa, maka puasanya dapat menjadi syafaat di akhirat kelak.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda, “Puasa itu adalah perisai, maka janganlah kalian berkata kotor dan janganlah kalian berbuat bodoh. Jika ada orang mencela atau mengajak berkelahi, maka katakanlah, ‘Aku sedang berpuasa’.” (HR. Bukhari-Muslim)
Dari hadits tersebut, dapat disimpulkan bahwa puasa adalah perisai yang dapat melindungi seseorang dari perbuatan dosa, maka sangat penting bagi seorang muslim untuk benar-benar menjalankan puasa dengan baik, sehingga dapat memperoleh syafaat di akhirat kelak.
BACA JUGA: Puasa Senin Kamis
Di dalam Hadits Qutsi Disebutkan bahwa Puasa itu Ibadah yang Istimewa dibandingkan Ibadah-ibadah yang lain, karena hanya Allah dan pelakunya yang tahu…
Ya, benar. Dalam hadits Qudsi disebutkan bahwa puasa adalah ibadah yang istimewa karena hanya Allah SWT dan pelakunya yang mengetahui pahalanya. Hadits Qudsi adalah hadits yang berisi ucapan Allah SWT yang disampaikan melalui lisan Rasulullah SAW. Hadits Qudsi memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam, karena isinya dianggap sebagai wahyu langsung dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW.
Dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., Allah SWT berfirman, “Setiap amalan anak Adam dilipat gandakan, pahalanya dari sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Allah SWT berfirman, kecuali puasa, karena ia adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya. Ia meninggalkan makanan, minuman, dan syahwatnya demi-Ku. Puasa itu bagiku dan Aku yang akan membalasnya. Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan; kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu dengan Rabbnya. Dan sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah SWT dari bau misik.” (HR. Bukhari-Muslim).
Dari hadits Qudsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa puasa adalah ibadah yang sangat istimewa, karena pahalanya hanya diketahui oleh Allah SWT dan pelakunya. Seorang yang berpuasa meninggalkan makanan, minuman, dan syahwatnya demi mencari keridhaan Allah SWT, sehingga ia memperoleh keutamaan dan keberkahan yang sangat besar dari Allah SWT. Selain itu, orang yang berpuasa juga akan memperoleh kegembiraan ketika berbuka dan ketika bertemu dengan Rabbnya di akhirat kelak.
Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, sangat penting untuk menjalankan ibadah puasa dengan baik dan benar, dengan penuh kesadaran dan ikhlas semata-mata untuk mencari keridhaan Allah SWT. Dengan menjalankan puasa dengan baik, seseorang dapat memperoleh keberkahan, keutamaan, dan syafaat di akhirat kelak. (*)
Kreator/Editor : Dezete
Gambar : Pixabai