Kisah tentang Ya’juj dan Ma’juj telah termaktub di dalam Al-Qur’an dan beberapa hadits Nabi Saw. Ya’juj dan Ma’juj merupakan dua istilah yang selalu disebut bersamaan.
Di Al-Qur’an kisahnya terdapat dalam Surah Al-Kahfi ayat 92-99 dan Surah Al-Anbiya’ ayat 96-97, sebagai berikut:
Ya’juj dan Ma’juj di dalam Al-Qur’an
Dzul Qarnain
Allah SWT berfirman :
ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُونِهِمَا قَوْمًا لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَىٰ أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرً افَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا قَالَ هَٰذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي ۖ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ ۖ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ ۖ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا
Artinya: “Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain). Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung, didapati di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan. Mereka berkata, ‘Wahai Dzul Qarnain, sesungguhnya Ya’-juj dan Ma’-juj itu (makhluk yang berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?’ Dzul Qarnain berkata, ‘Apa yang telah dianugerahkan Rabb-ku kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi.’ Hingga ketika (potongan) besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia (Dzul Qarnain) berkata, ‘Tiuplah (api itu).’ Ketika besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, ‘Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu).’ Maka mereka (Ya’-juj dan Ma’-juj) tidak dapat mendakinya dan tidak dapat (pula) melubanginya. Dia (Dzul Qarnain) berkata, ‘(Dinding) ini adalah rahmat dari Rabb-ku, maka apabila janji Rabb-ku sudah datang, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabb-ku itu adalah benar.’ Kami biarkan mereka (Ya’-juj dan Ma’-juj) di hari itu berbaur antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka semuanya.” [QS. Al-Kahfi: 92-99]
Apabila Dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj
Allah SWT juga berfirman :
حَتَّىٰٓ إِذَا فُتِحَتۡ يَأۡجُوجُ وَمَأۡجُوجُ وَهُم مِّن كُلِّ حَدَبٖ يَنسِلُونَ ٩٦ وَٱقۡتَرَبَ ٱلۡوَعۡدُ ٱلۡحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَٰخِصَةٌ أَبۡصَٰرُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يَٰوَيۡلَنَا قَدۡ كُنَّا فِي غَفۡلَةٖ مِّنۡ هَٰذَا بَلۡ كُنَّا ظَٰلِمِينَ ٩٧
(Hattā iżā futiḥat ya`jụju wa ma`jụju wa hum ming kulli ḥadabiy yansilụnWaqtarabal-wa’dul-ḥaqqu fa iżā hiya syākhiṣatun abṣārullażīna kafarụ, yā wailanā qad kunnā fī gaflatim min hāżā bal kunnā ẓālimīn)
Artinya: “Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): “Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim.” (QS Al-Anbiya: 96-97)
Siapa Ya’juj dan Ma’juj itu?
Lalu Apa atau Siapa Ya’juj dan Ma’juj itu? Di dalam Al-Qur’an hanya disebutkan bahwa mereka ini sekelompok kaum yang suka berbuat kerusakan di muka bumi. Populasi atau jumlah mereka sangat banyak atau besar. Digambarkan, ketika mereka turun dari atas gunung kawanan mereka seolah air bah yang mengalir deras. Mereka diceritakan akan berperang melawan Nabi Isa (al-Masih) beserta pasukannya di bukit Tursina. Kemunculan kaum/suku ini merupakan salah satu tanda kiamat besar (kiamat kubra).
Kisahnya Ada di Hampir Semua Agama
Di hampir semua agama konon terdapat kisah tentang kaum perusak ini, namun dengan nama yang sama atau berbeda. Seperti terdapat dalam ajaran agama Yahudi, ajaran agama Islam, dan Kitab Kejadian umat Kristen. Ya’juj dan Ma’juj juga muncul dalam banyak mitologi dan cerita rakyat di banyak negara, di antaranya adalah legenda rakyat Britania Raya dan Irlandia. Dalam Alkitab Kristen dan Ibrani disebut dengan kisah Gog dan Magog (bahasa Ibrani).
Asal Usul Kata (Etimologi)
Dikutip dari Wikipedia, asal usul kata (etimologi), Ya’juj dan Ma’juj berasal dari bahasa Arab. Ya’juj yang berakar kata “ujaaj” (أُجَاجٌ) yang berarti mengering kemudian mengeras. Dan satu lagi dari kata “al ajj” (الْأَجُّ) yang artinya ketika musuh datang dengan cepat sekali. Sedangkan Ma`juj berasal dari kata “maaja” (مَاجَ) yang berarti goncang.
Sedangkan menurut Abu Hatim, ma’juj berasal dari maaja, yaitu kekacauan. ma’juj berasal dari mu’juj, yaitu malaja. Namun, menurut pendapat yang sahih, Ya’juj dan Ma’juj bukan isim musytaq, melainkan isim ‘Ajam dan Laqab (julukan). Setiap dari akar kata ini memiliki kesesuaian dengan sifat kaum Ya`juj dan Ma`juj tersebut.
Menurut para ulama, jadi Ya’juj dan Ma’juj memiliki arti mengering dan mengeras secara natural dan ketika mereka datang dengan cepat serta tergesa-gesa, membuat keadaan goncang kemudian tidak ada orang yang sanggup menghadapi mereka, maka harus lari dari mereka.
Sifat mereka dikatakan sangat keras, kasar, biadab, sombong, gigih, senang berperang, merampok, membunuh, merusak, memperkosa korbannya dan mereka tidak menyukai umat (bangsa) selain mereka sendiri. Kesombongan mereka digambarkan dalam sebuah hadits Nabi Muhammad, ketika mereka telah berhasil membunuh seluruh penduduk bumi, maka mereka melemparkan anak panah dan tombak keatas awan, kemudian mereka beranggapan bahwa mereka telah berhasil membunuh penduduk langit (para malaikat), karena anak panah dan tombak mereka kembali dengan berlumuran darah.
Sisi Keturunan (Genealogi)
Banyak versi yang beredar tentang asal usul keturunan mereka. Seperti misal, Ibnu Katsir menyebutkan bahwa mereka itu keturunan Adam dari keturunan Nuh, dari anak keturunan Yafits. Dimana Yafits ini diceritakan sebagai nenek moyang bangsa Turki yang diisolir oleh tembok/benteng tinggi yang dibangun oleh Dzul Qarnain atau Zulkarnaen (versi Indonesia).
Juga ada yang menyebut bahwa Ya’juj dan Ma’juj ini keturunan Magogh bin Yafet bin Nuh bin Lamik (Lamaka) bin Metusyalih bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qianan bin Anusy bin Syits bin Adam.
Siapa Dzul Qarnain?
Mengenai Dzul Qarnain atau Zulkarnaen banyak versi yang menjelaskan. Yang jelas dia adalah seorang tokoh dalam Al-Qur’an. Dia juga disebutkan dalam berbagai hikayat dan legenda rakyat.
Beberapa mufassir dan sejarawan Muslim telah berusaha mengidentifikasi jati diri Dzul Qarnain dengan beberapa tokoh sejarah. Pendapat paling masyhur menyebutkan bahwa Dzul Qarnain adalah Alexander Agung, sedangkan beberapa ulama Muslim modern mengidentifikasikannya dengan Koresy Agung. Pada umumnya telah disepakati kedudukan Dzul Qarnain sebagai raja dan sifatnya yang shaleh, tetapi masih terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai status kenabiannya.
Populasi Ya’juj dan Ma’juj Sangat Besar
Di awal sudah disebutkan bahwa populasi atau jumlah mereka sangat besar, perbandingannya adalah 1: 999, dimana 1 itu mewakili manusia umumnya dan 999 itu mewakili Ya’juj dan Ma’juj. Mereka disebutkan sebagai mayoritas penghuni neraka, dan kedua suku ini disebutkan telah ada dan dekat pada masa Nabi Musa berdakwah.
Abdullah bin ‘Amr berkata bahwa salah seorang dari mereka tidak akan mati kecuali ia telah memiliki keturunan sejumlah seribu atau lebih.
Rasulullah Saw bersabda dalam hadits qudsi:
يقول الله تعالى: يا آدم –يعني: يوم القيامة– فيقول: لبيك وسعديك. فيقول: أخرج من ذريتك بعثاً إلى النار. قال: يا ربِّ وما بعث النار؟ قال: تسعمائة وتسعة وتسعون من كل ألف) يعني: تسعمائة وتسعة وتسعين من بني آدم كلهم في النار وواحد في الجنة، (فَكَبُر ذلك على الصحابة وعظم عليهم وقالوا: يا رسول الله! أين ذلك الواحد؟ قال: أبشروا فإنكم في أمتين ما كانتا في شيء إلا كثرتاه يأجوج ومأجوج
Allah berfirman, “Wahai Adam. Ia pun menjawab, “Ya, aku memenuhi panggilan-Mu”. Allah berfirman, “Keluarkanlah ba’tsun naar (utusan neraka)!” Ia bertanya, “Apakah ba’tsun nar itu?” Allah berfirman, “Dari setiap 1000 orang, 999 orang sebagai menghuni neraka (sehingga 1 orang masuk surga -pent). Para shahabat pun gempar dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah di antara kami yang termasuk satu orang (yang satu) itu?” Beliau bersabda, “Bergembiralah! Sesungguhnya dari kalian satu orang dan dari Ya`juj dan Ma`juj seribu orang”. (HR. Bukhari).
Ciri-ciri Yajuj dan Majuj
Yajuj Majuj memiliki ciri-ciri yang sulit dijelaskan dalam banyak hadis. Namun, ada beberapa ciri fisik dari keduanya yang bisa digambarkan secara umum. Beberapa di antaranya yakni:
Pertama, Bicaranya Tidak Fasih. Menurut standar dari orang Arab, bahasa yang paling bersih yaitu bahasa Arab, salah satunya karena huruf-huruf hijaiyah terdengar sangat jelas dan sesuai dengan tempat dan sifat keluarnya bunyi suara tersebut. Maka, tidak fasih di sini bisa dimaksudkan bahwa Yajuj Majuj tidak berasal dari Arab.
Kedua, Bermata Sipit. Dari hadits disebutkan ciri-ciri fisik secara spesifik yang merujuk pada bangsa yang bermata sipit dan berkulit putih.
Ketiga, Berdahi Lebar. Dahi lebar secara bahasa biasanya menunjukkan pada tanda kecerdasan dan kepintaran.
Keempat, Wajahnya Seperti Tameng yang diberi lapisan kulit. Istilah Nabi ini bisa mengandung makna yang bersifat simbolik. Wajah yang seperti tameng, bisa jadi menunjukkan karakter yang tidak pemalu, tidak minder, dan pekerja keras. Arti lainnya, bisa jadi apa yang ditunjukkan bukan seperti apa yang tersimpan di dalam hati.
Kelima, Datang dari Berbagai Arah. Bisa jadi Yajuj dan Majuj merupakan bangsa yang besar dan suka berpetualang serta melakukan invasi, baik secara perdagangan, invasi ekonomi, hingga militer.
Ciri-ciri fisik Yajuj dan Majuj disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ibnu Harmalah, dari bibinya, dia berkata:
Rasulullah SAW pernah berkhutbah, sedangkan jari tangan beliau dibalut menggunakan perban, karena tersengat kalajengking, lalu beliau bersabda:
إِنَّكُمْ تَقُوْلُوْنَ لاَ عَدُوَّ، وَإِنَّكُمْ لاَ تَزَالُوْنَ تُقَاتِلُوْنَ عَدُوًّا حَتَّـى يَأْتِيْ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ، عِرَاضُ الْوُجُوْهِ، صِغَارُ الْعُيُوْنِ، شُهْبُ الشَّعَافِ، مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُوْنَ، كَأَنَّ وُجُوْهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ
Artinya: “Sesungguhnya kalian berkata tidak ada musuh, sementara kalian senantiasa memerangi musuh, hingga datang Ya’juj dan Ma’juj; bermuka lebar, bermata sipit, berambut pirang. Mereka berasal dari setiap arah, wajah mereka layaknya tameng yang diberi lapisan kulit.” (HR Ahmad)
Di Manakah Keberadaan/Lokasi Ya’juj dan Ma’juj?
Sampai hari ini, keberadaan atau lokasi suku bangsa yang disebut Ya’juj dan Ma’juj masih menimbulkan perdebatan. Ada yang menyebut mereka sebagai bangsa Tartar, Mongol, China, dan sebagainya. Ada pula yang menganggap Ya’juj dan Ma’juj sebagai nenek moyang bangsa Turki.
Tentang bangsa Mongol atau Tartar, sejarahnya keduanya memang pernah memporak-porandakan peradaban Islam era Abbasiyah di Baghdad, dimana banyak karya para ulama dan sarjana muslim yang dibakar dan dibuang oleh mereka.
Di Belakang Pegunungan Qoqaz
Menurut Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, Ya’juj Ma’juj berada di belakang pegunungan Qoqaz (Kaukasus). Memang ada yang berpendapat bahwa pegunungan inilah yang merupakan “benteng” dimaksud. Deretan pegunungan ini memanjang tanpa celah dari laut Hitam hingga laut Kaspia sepanjang lebih dari 1.200 km. Kecuali pada bagian kecil dan sempit yang disebut celah Darial (terletak di negara Georgia) sepanjang kurang lebih 100 meter. Pada bagian celah itulah diduga penghalang dari Ya`juj dan Ma`juj itu dibangun.
Di Azerbaijan dan Armenia
Ada juga yang menyatakan, keberadaan tembok tersebut telah tenggelam dan sampai saat ini berada di Azerbaijan dan Armenia, tepatnya di pegunungan yang sangat tinggi serta keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam ataupun Rusia, terletak di Republik Georgia.
Di Bagian Utara China
Sementara menurut Al-Lajnah Ad-Da`imah, mereka tinggal di benua Asia bagian utara China. Sedangkan menurut Syaikh bin Baz berkata mengenai lokasi, dia menjawab mereka ada di arah timur dan mereka adalah Bangsa At-Turk (Mongol) adalah termasuk kedalam bangsa itu juga.
Di Distrik Hissar, Uzbekistan
Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir “The Holy Qur’an” menuliskan bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan kordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama “Buzghol-Khana” dalam bahasa Turki, orang Arabnya menyebutnya dengan nama “Babul Hadid”, sedangkan Persia menyebutnya “Dar-i-Ahani“, dan China menamakannya “Tie-Men-Kuan” yang semuanya memiliki arti “Pintu Gerbang Besi”.
Di Danau Iskandarkul
Hiouen Tsiang, seorang pengembara China pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam perjalanannya ke India pada abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada sebuah danau yang dinamakan Iskandarkul. Sallam, salah seorang staff peneliti dari kekhalifahan Abbasiyah yang dipimpin oleh al-Watsiq Billah dan Ibnu Bathuthah menyatakan hal yang sama bahwa lokasi ini di berada di Asia Tengah.
Di Asia Tengah
Dalam bukunya al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Ya’juj dan Ma’juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra’a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah.
Di Wilayah Dekat Rusia
Ibnu Batutah menuturkan dalam Kitab Rihlah bahwa pegunungan Ya’juj dan Ma’juj berada sekitar perjalanan 6 hari dari China. Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut China adalah daerah-daerah Rusia.
Di Babul Hadid Dekat Tarmidz
Dalam versi lain, disebutkan para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15 M di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai Babul-Hadid (Pintu Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan Jerman Slade Verger. Arkeolog Spanyol, Klapigeo, pada 1403 M, pernah diutus oleh Raja Qisythalah di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. Babul-Hadid adalah jalan penghubung antara Samarkand dan India.
Munculnya Ya’juj-Ma’juj Tanda Kiamat Kubra Sudah Dekat
Firman Allah SWT dalam Surah Al-Kahfi ayat 92-99 secara tersirat telah menjelaskan bahwa kemunculan Ya’juj dan Ma’juj yang memiliki daya rusak yang luar biasa, dimana mereka setelah keluarnya Dajjal dan turunnya Nabi Isa bin Maryam AS, merupakan tanda-tanda bahwa Kiamat telah dekat. Saat itu dinding besar sebagai penghalang bagi Ya’juj dan Ma’juj yang dibangun Dzul Qarnain telah berhasil dijebol, lalu Ya’juj dan Ma’juj keluar dengan sangat cepat, dalam jumlah yang sangat besar. Tidak ada seorang pun yang mampu menghadapinya atau sanggup mengehntikan mereka, termasuk kaum Muslimin yang pada saat itu hidup bersama Nabi Isa AS.
Ya’juj dan Ma’juj berbaur di tengah-tengah manusia dan menyebarkan kerusakan di muka bumi. Ini adalah salah satu tanda dekatnya tiupan sangkakala, hancurnya dunia, dan tegaknya Kiamat, sebagaimana dijelaskan dalam beberapa hadits shahih.
Kejelekan Telah Dekat
Diriwayatkan dalam ash-Shahiihain dari Ummu Habibah binti Abi Sufyan, dari Zainab binti Jahsy radhiyallahu anhuma, bahwasanya pada suatu hari Rasulullah Saw datang kepadanya dengan kaget, beliau berkata:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ، فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مِثْلُ هَذِهِ (وَحَلَّقَ بإِصْبَعِهِ اْلإِبْهَامَ والَّتِي تَلِيْهَا) فَقَالَتْ زَيْنَبُ بِنْتُ جَحْشٍ: فَقُلْتُ: يَا رَسُـوْلَ اللهِ أََنُهْلِكُ وَفِيْنَا الصَّالِحُوْنَ؟ قَالَ: نَعَمْ، إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ.
Laa ilaaha illallaah, celakalah orang Arab karena kejelekan telah dekat, hari ini dinding penghalang Ya’juj dan Ma’juj telah terbuka seperti ini.” (Beliau melingkarkan kedua jarinya; ibu jari dan telunjuknya). Zainab binti Jahsy berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah kami akan binasa sementara di antara kami masih ada orang-orang yang shalih?’ Beliau menjawab, ‘Ya, apabila kejelekan merajalela.’”
(Shahih al-Bukhari, kitab al-Anbiyaa’, bab Qishshatu Ya’-juj wa Ma’-juj (VI/381, al-Fat-h), dan kitab al-Fitan (XIII/106, al-Fat-h), dan Shahih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah (XVIII/2-4, Syarh an-Nawawi).
Allah mengutus ulat-ulat pada leher-leher Ya’juj dan Ma’juj
Hadits lain yang diriwayatkan oleh an-Nawwas bin Sam’an r.a. mengungkapkan:
إِذَا أَوْحَى اللهُ إِلَى عِيْسَى: أَنِّيْ قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِيْ لاَ يَدَانِ لأَحَدٍ بِقِتَالِهمْ، فَحَرِّزْ عِبَادِيْ إِلَى الطُّوْرِ، وَيَبْعَثُ اللهُ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُوْنَ، فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبْرَيَّةَ، فَيَشْرَبُوْنَ مَـا فِيْهَا، وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُوْلُوْنَ: لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ، وَيُحْصَرُ نَبِيُّ اللهِ عِيْسَى وَأَصْحَابُهُ، حَتَّى يَكُوْنَ رَأْسُ الثَّوْرِ لأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِيْنَارٍ لأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيْسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ اللهُ عَلَيْهِمُ النَّغَفَ فِيْ رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُوْنَ فَرْسَى، كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ؛ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللهِ عِيْسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اْلأَرْضِ فَلاَ يَجِدُوْنَ فِي اْلأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلاَّ مَلأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيْسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى الله، فَيُرْسِلُ اللهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللهُ.
Artinya: “Ketika Allah mewahyukan kepada ‘Isa, ‘Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku, tidak ada seorang pun dapat mengalahkannya, maka kumpulkanlah hamba-hamba-Ku ke gunung Ath-Thur (Tursina), kemudian Allah mengutus Ya’juj dan Ma’juj, mereka datang dari setiap tempat yang tinggi.
Maka kelompok pertama dari mereka melewati danau Thabariyyah , mereka meminum airnya, lalu orang yang belakangan dari mereka berkata, ‘Di danau ini dulu pernah ada airnya.’ Nabiyullah ‘Isa dan para Sahabatnya dikepung, sehingga pada hari itu kepala seekor sapi lebih berharga daripada seratus dinar milik salah seorang dari kalian.
Kemudian Nabiyullah ‘Isa dan para Sahabatnya berdoa kepada Allah, lalu Allah mengutus ulat-ulat pada leher-leher mereka (Ya’juj dan Ma’juj), akhirnya mereka semua mati bagaikan satu jiwa yang mati.
Kemudian Nabiyullah ‘Isa dan para Sahabatnya turun (dari gunung) ke bumi, dan ternyata mereka tidak mendapati satu jengkal pun di bumi kecuali penuh dengan bau busuk dan bangkai mereka. Selanjutnya Nabiyullah ‘Isa dengan para Sahabatnya berdo’a kepada Allah, maka Allah mengutus sekelompok burung yang lehernya bagaikan leher unta, lalu burung ter-sebut mengambil dan melemparkan bangkai-bangkai itu ke mana saja sesuai dengan kehendak Allah.” (Shahih Muslim, bab Dzikrud Dajjal [XVIII/68-69, Syarh an-Nawawi])
Diriwayatkan oleh Muslim. Dalam riwayat lain ada tambahan -setelah ungkapan- (لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ), “Kemudian mereka berjalan sehingga mereka sampai ke gunung al-khamr, yaitu gunung Baitul Maqdis, lalu mereka berkata, ‘Kita telah membunuh orang-orang yang ada di bumi, marilah kita bunuh makhluk yang ada di langit.’ Lalu mereka melemparkan anak panah mereka ke langit, lalu Allah mengembalikan panah-panah mereka yang telah dilumuri darah.”
Berdatangan Dengan Cepat Dari Setiap Tempat Yang Tinggi
Berikutnya, hadits yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud r.a., dia berkata, “Ketika malam diisra’kannya Rasulullah Saw, beliau berjumpa dengan Ibrahim, Musa, dan Isa a.s., lalu mereka membicarakan tentang Kiamat, hingga beliau bersabda, ‘Maka mereka mengembalikan pembicaraan kepada Isa.’ Lalu beliau (Isa) menyebutkan terbunuhnya Dajjal, kemudian berkata, ‘Selanjutnya manusia kembali ke negeri-negeri mereka, lalu dihadang oleh Ya’juj dan Ma’juj yang berdatangan dengan cepat dari setiap tempat yang tinggi, mereka tidak akan melewati air kecuali meminumnya, tidak juga melewati sesuatu kecuali menghancurkannya, kemudian mereka (para sahabat Isa) meminta pertolongan kepadaku, lalu aku berdoa kepada Allah, maka Allah membinasakan mereka. Selanjutnya bumi menjadi bau karena bangkai mereka, kemudian mereka (para sahabat Isa) memohon kepadaku, lalu aku berdoa kepada Allah, akhirnya Allah mengirimkan hujan dari langit yang membawa dan melemparkan jasad-jasad mereka ke lautan.” (Mustadrak al-Hakim [IV/488-489], al-Hakim berkata, “Sanadnya shahih, akan tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.” Dan disepakati oleh adz-Dzahabi di dalam kitab Talkhish. Juga diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad [IV/189-190, no. 3556], di-tahqiq Ahmad Syakir, beliau berkata, “Sanadnya shahih.”)
Binatang-binatang bumi menjadi gemuk, penuh lemak dan susu
Untuk menghancurkan Ya’juj dan Ma’juj, Allah SWT mengirim sejenis ulat untuk menyerang leher mereka sehingga menyebabkan mereka binasa. Mayat-mayat mereka lantas bergelimpangan dan bau busuk menyengat. Untuk membersihkan itu semua, Allah SWT lalu mengirim burung-burung untuk mengangkuti mayat-mayat tersebut, serta mengirim hujan untuk membersihkannya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Nabi Saw bersabda:
وَيَخْرُجُوْنَ عَلَـى النَّاسِ، فَيَسْتَقُوْنَ الْمِيَاهُ، وَيَفِرُّ النَّاسُ مِنْهُمْ فَيَرْمُوْنَ بِسِهَامِهِمْ فِي السَّمَاءِ، فَتَرْجِعُ مَخْضَبَةً بِالدِّمَاءِ، فَيَقُوْلُوْنَ: قَهَرْنَا أَهْلَ اْلأَرْضِ وَغَلَبْنَا مَنْ فِـي السَّمَاءِ قُوَّةً وَعُلُوًّا. قَالَ: فَيَبْعَثُ اللهُ عَلَيْهِمْ نَغَفًا فِـي أَقْفَائِهِمْ. قَالَ: فَيُهْلِكُهُمْ، وَالَّذِيْ نَفْسِى مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ دَوَابَّ اْلأَرْضِ لَتَسْمَنُ وَتَبْطَرُ وَتَشْكُـرُ شَكَرًا، وَتَسْكُـرُ سَكَرًا مِنْ لُحُوْمِهِمْ.
“Dan mereka keluar menuju manusia, maka mereka mengambil air dan manusia lari menjauhi mereka. Mereka melemparkan panah-panah mereka ke langit, lalu (panah-panah tersebut) kembali dengan penuh darah, mereka berkata, ‘Kita telah mengalahkan penghuni bumi dan telah mengungguli kekuatan dan ketinggian orang-orang yang ada di langit.’” Beliau bersabda, “Lalu Allah Azza wa Jalla mengutus ulat-ulat di leher-leher mereka.” Beliau bersabda, “Allah menghancurkan mereka. Demi Rabb yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya binatang-binatang bumi menjadi gemuk, penuh lemak dan susu, dan mabuk karena memakan daging mereka.” (Sunan at-Tirmidzi, bab-bab Tafsiir, Suuratul Kahfi (VIII/597-599), at-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan gharib,” dan Sunan Ibni Majah, kitab al-Fitan (II/1364-1365, no. 4080), tahqiq Syaikh Muhammad Fu-ad ‘Abdul Baqi.)
Apakah Ya’juj dan Ma’juj sudah ada saat ini?
Lalu apakah Ya’juj dan Ma’juj sudah ada saat ini? Menurut pandangan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, berdasarkan dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah bahwa Ya’juj dan Ma’juj sudah ada saat ini. Akan tetapi mereka yang telah ada saat ini bukanlah mereka yang nanti akan keluar di akhir zaman. Bahkan akan datang kaum yang lahir belakangan. Mereka keluar di akhir zaman dan berbuat kerusakan di muka bumi, sebagaimana kerusakan yang diperbuat nenek moyang mereka. Wallahua’lam !!
Referensi :
- Muslim.or.id, 29 November 2021; Orami.co.id; 17 Desember 2021; Republika.co.id, 28 April 2017; Wikipedia.com; Almanhaj.or.id; dll.
Editor : Dezete
Image: Dinding Zulkarnaen