perilaku riya'

7 Cara Menanggulangi Bahaya Perilaku Riya’



Perilaku Riya’ adalah perilaku beribadah atau melakukan amal baik dengan tujuan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain, bukan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Riya’ dapat menyebabkan berbagai bahaya, antara lain:

Bahaya Perilaku Riya’ Pertama, Membuat amalan yang seharusnya dilakukan semata-mata karena Allah SWT menjadi tidak bernilai. Ketika seseorang melakukan amal baik dengan tujuan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain, maka ia telah mengurangi atau bahkan menghilangkan nilai amal tersebut di hadapan Allah SWT.

Bahaya Perilaku Riya’ Kedua, Menjauhkan seseorang dari rahmat dan keberkahan Allah SWT. Allah SWT menuntut hamba-Nya untuk melakukan ibadah dan amal baik semata-mata karena-Nya. Ketika seseorang melakukan riya’, ia telah melupakan bahwa ibadah dan amal baik tersebut seharusnya dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini dapat membuat seseorang terpisah dari rahmat dan keberkahan Allah SWT.




Bahaya Perilaku Riya’ Ketiga, Membuat seseorang terjerumus dalam kesombongan dan meremehkan orang lain. Ketika seseorang berhasil mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain, ia mungkin merasa lebih unggul dari orang lain dan meremehkan orang lain. Hal ini dapat membuat seseorang terjerumus dalam kesombongan dan meremehkan orang lain.

Bahaya Perilaku Riya’ Keempat, Menghilangkan ikhlas dalam beribadah dan beramal. Ikhlas adalah suatu kondisi di mana seseorang melakukan amal baik semata-mata karena Allah SWT tanpa mengharapkan apapun dari manusia. Ketika seseorang melakukan riya’, maka ikhlas dalam beribadah dan beramal hilang, karena tujuannya sudah tidak lagi semata-mata untuk Allah SWT.

Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita harus senantiasa menjaga diri dari perilaku riya’ dan berusaha untuk selalu beribadah dan beramal secara ikhlas semata-mata untuk Allah SWT. Kita juga harus selalu berdoa kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan kekuatan untuk menghindari perilaku riya’ dan selalu beribadah dan beramal dengan ikhlas demi mendekatkan diri kepada Allah SWT.








Jenis-jenis Perilaku Riya’ Menurut Konteks

Terdapat beberapa jenis riya’ menurut konteksnya, yaitu sebagai berikut:

Riya’ dalam ibadah

Riya’ dalam ibadah terjadi ketika seseorang melakukan ibadah seperti sholat, puasa, atau zakat dengan tujuan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Contohnya adalah seseorang yang berpuasa di depan orang lain tanpa alasan yang jelas, hanya untuk menunjukkan betapa baiknya dirinya.

Riya’ dalam amal sosial

Riya’ dalam amal sosial terjadi ketika seseorang melakukan amal sosial seperti memberikan sumbangan atau bantuan kepada orang yang membutuhkan dengan tujuan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Contohnya adalah seseorang yang memberikan sumbangan besar untuk organisasi kemanusiaan hanya untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain.



Riya’ dalam berbicara

Riya’ dalam berbicara terjadi ketika seseorang berbicara dengan tujuan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain, bukan untuk menyampaikan pesan yang benar atau membantu orang lain. Contohnya adalah seseorang yang terus-menerus menyebutkan amal baik yang telah dilakukannya dalam percakapan hanya untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain.

Riya’ dalam penampilan

Riya’ dalam penampilan terjadi ketika seseorang berpakaian atau berpenampilan dengan tujuan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain, bukan semata-mata untuk menunjukkan kebersihan atau kesopanan. Contohnya adalah seseorang yang berpakaian mewah hanya untuk menunjukkan betapa kaya dan berkelasnya dirinya.

Riya’ dalam perilaku sosial

Riya’ dalam perilaku sosial terjadi ketika seseorang melakukan perilaku baik atau sopan santun dengan tujuan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain, bukan semata-mata karena rasa hormat atau kesopanan. Contohnya adalah seseorang yang menunjukkan perilaku yang sangat sopan dan ramah hanya ketika ada orang penting di dekatnya, hanya untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain.




Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita harus senantiasa menjaga diri dari perilaku riya’ dan berusaha untuk selalu beribadah dan beramal secara ikhlas semata-mata untuk Allah SWT. Kita juga harus selalu berdoa kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan kekuatan untuk menghindari perilaku riya’ dan selalu beribadah dan beramal dengan ikhlas demi mendekatkan diri kepada Allah SWT.



Perilaku Riya’ Termasuk Syirik Kecil?

Dalam hadits disebutkan, riya’ termasuk dalam kategori syirik kecil (ash-shirk al-asghar) dalam Islam. Syirik kecil adalah dosa yang mengandung unsur syirik, yaitu mempersekutukan Allah SWT dengan sesuatu selain Allah SWT, namun dosanya tidak sebesar dosa syirik besar (ash-shirk al-akbar) yang dapat mengeluarkan seseorang dari agama Islam.

Riya‘ dianggap sebagai bentuk syirik kecil karena perilaku ini menunjukkan bahwa seseorang tidak memurnikan niatnya hanya untuk mencari keridhaan Allah SWT, melainkan juga mencari pengakuan dan pujian dari orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang mempersekutukan Allah SWT dengan keinginan untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan dari orang lain.

perilaku riya'

BACA JUGA: Kengerian 5 Bahaya Syirik Bagi Kaum Muslim

Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita harus senantiasa berusaha untuk menghindari perilaku riya’ dan selalu beribadah dan beramal dengan ikhlas demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kita juga harus senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan untuk senantiasa menghindari dosa syirik, baik itu syirik kecil maupun syirik besar.



Dalil tentang Riya’

Dalil tentang riya’ dapat ditemukan dalam banyak hadits Nabi Muhammad SAW dan ayat Al-Qur’an. Berikut ini adalah beberapa contoh dalil tentang riya’:

Pertama, Dalam Surat Al-Ma’un ayat 4-6, Allah SWT berfirman:

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ

Artinya: “Maka celakalah orang-orang yang sholat, (yang dalam shalatnya) lalai, yang berbuat riya’ dan yang enggan (menolong) orang yang memerlukan.”

Kedua, dalam hadits riwayat Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Perkara yang paling aku khawatirkan atas umatku adalah (dosa) yang tidak disadari mereka yaitu riya’.”




Ketiga, dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang beramal untuk menunjukkan kepada orang lain, maka Allah akan memperlihatkan amalannya kepada orang yang ditunjukkan itu dan dia akan mencaci-makinya.”

Keempat, dalam hadis riwayat Abu Dawud, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk-bentuk kalian dan harta-harta kalian, tetapi Allah melihat hati-hati kalian dan amal-amal kalian.”

Kelima, dalam hadis riwayat Tirmidzi, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Perkara yang paling aku takutkan bagi umatku adalah riya’, yaitu mengharapkan pujian dan sanjungan dari manusia.”

BACA JUGA: Hadits-Hadits Tentang Niat

Dari beberapa dalil di atas, jelaslah bahwa riya’ merupakan perilaku yang sangat tidak diinginkan dalam Islam dan bahkan dianggap sebagai dosa yang paling dikhawatirkan oleh Nabi Muhammad SAW. Kita sebagai umat Muslim harus senantiasa berusaha untuk menghindari perilaku riya’ dan selalu beramal dengan ikhlas demi mendapatkan keridhaan Allah SWT semata.



Cara Menanggulangi Perilaku Riya’

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi riya’:

Ikhlas dalam beribadah

Ikhlas adalah kunci utama untuk menanggulangi riya’. Dalam melakukan setiap amal baik, kita harus memastikan bahwa niat kita semata-mata untuk mencari keridhaan Allah SWT, bukan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain.

perilaku riya'




Berdoa kepada Allah SWT

Berdoa kepada Allah SWT agar diberikan keteguhan hati untuk senantiasa beribadah dengan ikhlas dan menghindari perilaku riya’ merupakan langkah penting dalam menanggulangi riya’.

Meningkatkan kesadaran

Kita harus meningkatkan kesadaran bahwa Allah SWT melihat segala amalan kita dan bahwa kita akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap amalan yang telah kita lakukan di dunia kelak di akhirat. Hal ini akan membantu kita untuk selalu beribadah dengan ikhlas.

Menghindari pujian dan pengakuan dari orang lain

Kita harus menghindari perilaku yang dapat menimbulkan pujian dan pengakuan dari orang lain, seperti berlebihan dalam berpakaian, berbicara dengan suara keras, atau berperilaku sombong.



Memperbanyak dzikir dan doa

Memperbanyak dzikir dan doa dapat membantu kita untuk menguatkan hati dalam beribadah dengan ikhlas dan menghindari riya’.

Membaca dan memahami Al-Qur’an

Membaca dan memahami Al-Qur’an dapat membantu kita untuk memperkuat iman dan meneguhkan tekad dalam beribadah dengan ikhlas.




Menjauhi lingkungan yang berpotensi mempengaruhi perilaku riya’

Lingkungan yang cenderung menghargai penampilan dan prestasi dapat mempengaruhi perilaku riya’. Oleh karena itu, kita harus menjauhi lingkungan yang berpotensi mempengaruhi perilaku riya’.

BACA JUGA: Menghindari Dendam, Dengki, Ghibah, Dan Riya’

Demikianlah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi riya’. Penting untuk diingat bahwa menanggulangi riya’ adalah sebuah proses yang terus-menerus dan memerlukan usaha dan keteguhan hati yang kuat.

 

Cara Beribadah yang Ikhlas



Berikut adalah beberapa cara untuk beribadah dengan ikhlas:

Mulai dengan niat yang benar. Ketika melakukan ibadah, pastikan bahwa niat kita semata-mata untuk mencari keridhaan Allah SWT dan bukan untuk tujuan lain seperti pujian atau pengakuan dari orang lain.

Memperbaharui niat. Kita harus memperbaharui niat kita sepanjbahayaang waktu. Kita harus memastikan bahwa niat kita tetap ikhlas dan tidak tercampur dengan tujuan lainnya.

Menghilangkan perasaan riya’. Ketika melakukan ibadah, kita harus menghilangkan perasaan riya’, yaitu perasaan ingin mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Kita harus fokus pada tujuan ibadah kita, yaitu mencari keridhaan Allah SWT.




Menjaga rahasia ibadah. Kita harus menjaga rahasia ibadah kita agar tidak disaksikan oleh orang lain. Dalam melakukan amal baik, kita tidak perlu mengumbar-umbarkan atau memamerkan ibadah kita kepada orang lain.

Memperbaiki kualitas ibadah. Kita harus memperbaiki kualitas ibadah kita, baik dari segi kualitas fisik maupun kualitas spiritual. Kita harus berusaha untuk melakukan ibadah dengan sebaik-baiknya dan meningkatkan kualitas ibadah kita seiring waktu.

Meningkatkan ilmu agama. Meningkatkan pengetahuan tentang agama kita dapat membantu kita untuk memahami tujuan dari setiap ibadah yang kita lakukan dan memperkuat iman kita dalam melakukan ibadah.

Menjauhi faktor-faktor yang mempengaruhi riya’. Kita harus menjauhi faktor-faktor yang mempengaruhi riya’, seperti berlebihan dalam berpakaian, berbicara dengan suara keras, atau berperilaku sombong.




Dengan menerapkan beberapa cara tersebut, kita dapat beribadah dengan ikhlas dan mencapai keridhaan Allah SWT. Penting untuk diingat bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kita hanya perlu berusaha semaksimal mungkin dalam beribadah. (*)

 

Kreator/Editor : Dezete

Image : Youtube, Radiorodja

 

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Scroll to Top